Kumpulan Sejarah Indonesia
Jumat, 23 September 2016
Jumat, 02 September 2016
MAKALAH SEJARAH
“HERMAN WILLEM DAENDELS”
Disusun
Oleh :
1. Elvira
Resti Widyasari (9)
2. Meirza
Luthfi Pradana (15)
3. Muhammad
Raziq Falah (20)
4. Regiana
Dzita Nurlaela (25)
5. Tasya
Salsabila Hendrawan (34)
XI
MIPA 5 – 2016 / 2017
SMA N 1 UNGARAN
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Herman Willem Daendels” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Oni Adhi Asmara selaku guru mapel sejarah
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Herman Willem Daendels . Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Semarang,1
September 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ........................................................................................ i
Daftar Isi ................................................................................................... ii
BAB I
BAB I
Pendahuluan .......................................................................................... 1
b. Tujuan............................................................................... 1
c. Rumusan
Masalah ............................................................. 1
BAB
II
a. Isi ...................................................................................... 2
a. Isi ...................................................................................... 2
BAB
III
Penutup ....................................................................................... 8
Penutup ....................................................................................... 8
a. Kesimpulan
..................................................................... 8
b. Saran
............................................................................... 8
Daftar
Pustaka ............................................................................. 9
BAB
I
PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang
Nusantara yang sekarang
kita kenal dengan Indonesia, di negara kita ini banyak sekali sejarah yang
dimiliki. Jika kita ingat lagi, sejarah Indonesia pasti identikn dengan jaman
penjajahan. Indonesia dijajah oleh dua negara yaitu Belanda dan Jepang. Belanda
berada di Indonesia sangat lama. Mereka mempunyai beberapa kebijakan. Saat
Indonesia berada dibawah ancaman Inggris,Napoleon membutuhkan orang kuat di
bidang militer untuk mempertahankan jajahannya di Indonesia. Oleh karena itu,
Napoleon mengangkat Herman Willem Daendels menjadi gubernur jenderal di
Indonesia dan mulai menjalankan tugasnya pada tahun 1808 dengan tugas utama
mempertahankan Pulau Jawa dari Inggris.
b. Tujuan
Dengan
adanya makalah ini kami tujukan untuk mempermudah pembelajaran dan memenuhi
tugas menyelesaikan makalah ini pada mata pelajaran Sejarah Indonesia bab
perkembangan kolonialisme dan imperalisme di Indonesia. Khususnya tentang
pemerintahan Herman Willem Daendels di Indonesia. Makalah ini kami rancang
untuk memenuhi nilai tugas juga meningkatkan pengetahuan dan kreativitas.
c. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
latar belakang penguasaan Daendels ?
2. Bagaimana
masa pemerintahan Daendels ?
4. Apa
sajakah kebijakan kebijakan Daendels ?
5. Bagaimana
akhir dari kekuasaan Daendels ?
BAB
II
ISI
1. Latar
Belakang Kedatangan Daendles
Negeri
Belanda dan Kondisi Politik Eropa
Sebelum
membahas latar belakang dan tujuan penugasan Daendels di Hindia-Belanda perlu dibahas
terlebih dahulu kondisi politik di Eropa yang turut menentukan status Belanda
dikancah Eropa.
Pada tahun
1803, perang kembali berkecamuk di Eropa. Terutama perang antara dua negara
imperialis (modern) besar pada abad tersebut, Inggris dan Perancis, yang
membawa dampak luas pada kondisi di Eropa bahkan di berbagai belahan bumi lain
yang menjadi bagian dari wilayah jajahan/koloni kedua negara imperialis
tersebut. Inggris yang lebih kuat di laut memang merupakan musuh utama Prancis
yang lebih kuat di darat. Kedua negara tersebut mempunyai sejarah rivalitas
yang cukup panjang dan saling berlomba untuk menunjukkan superioritas dan
prestise sebagai negara imperialis terkuat. Bahkan dalam hal kepemilikan tanah
jajahan.
Kondisi ini
membawa dampak bagi negara-negara mperialis Eropa lainnya termasuk Belanda.
Pada tahun 1804, Napoleon Bonaparte menjadi Kaisar, sedangkan saudaranya, Louis
(Lodewijk) Napoleon, menjadi raja Belanda. Dengan demikian, Kerajaan
Belanda menjadi negara vasal Prancis (negara jajahan Prancis). Itu artinya,
bahwa semua daerah jajahan Belanda, secara tidak langsung, menjadi milik
Prancis. Termasuk Hindia-Belanda (Nusantara).
Dengan demikian, kecamuk parang di Eropa (rivalitas Prancis-Inggris) juga akan sampai ke kawasan Asia, khususnya Asia Tenggara, diamana Inggris (dengan nama EIC-nya) yang pada itu sudah memiliki koloni di India telah sampai hingga kawasan Semenanjung Malaya (Malaysia, Singapura). Dan siap merebut Nusantara. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa apa yang terjadi di Eropa turut berdampak terhadap nasib Nusantara.
Dengan demikian, kecamuk parang di Eropa (rivalitas Prancis-Inggris) juga akan sampai ke kawasan Asia, khususnya Asia Tenggara, diamana Inggris (dengan nama EIC-nya) yang pada itu sudah memiliki koloni di India telah sampai hingga kawasan Semenanjung Malaya (Malaysia, Singapura). Dan siap merebut Nusantara. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa apa yang terjadi di Eropa turut berdampak terhadap nasib Nusantara.
Latar Belakang Penugasan Daendels
Seperti yang telah dijelaskan di atas, secara singkat, bahwa perang Eropa yang melibatkan dua negara imperialis besar tersebut sampai ke kawasan Asia, terutama Asia Tenggara. Rivalitas antara keduanya tampak ketika Inggris, yang sudah mempunyai koloni di India, telah berada di kawasan semenanjung malaya. Malaysia serta Singapura berhasil dijadikan basis kekuatan militer Inggris di kawasan Timur Asia tersebut. Ini berarti, bahwa jajahan Belanda di Nusantara sangat terancam direbut oleh Inggris. Ancaman tersebut semakin serius lagi setelah Napoleon Bonaparte melancarkan sistem kontinental terhadap Inggris, yakni politik blokade laut terhadap Inggris di Eropa yang memutus hubungan antara Inggris dengan dunia luar.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, secara singkat, bahwa perang Eropa yang melibatkan dua negara imperialis besar tersebut sampai ke kawasan Asia, terutama Asia Tenggara. Rivalitas antara keduanya tampak ketika Inggris, yang sudah mempunyai koloni di India, telah berada di kawasan semenanjung malaya. Malaysia serta Singapura berhasil dijadikan basis kekuatan militer Inggris di kawasan Timur Asia tersebut. Ini berarti, bahwa jajahan Belanda di Nusantara sangat terancam direbut oleh Inggris. Ancaman tersebut semakin serius lagi setelah Napoleon Bonaparte melancarkan sistem kontinental terhadap Inggris, yakni politik blokade laut terhadap Inggris di Eropa yang memutus hubungan antara Inggris dengan dunia luar.
Dalam
keadaan kalut tersebut, hubungan Hindia-Belanda dengan Eropa terputus pula.
Pemerintahan Belanda dan Prancis sadar sekali bahwa mustahil mengirim bantuan
ke Batavia. Yang dapat diakukan adalah hanyalah mengutus seorang Gubernur
Jenderal yang dapat bertindak lebih, artinya dapat berbuat sesuatu dengan cepat
untuk mengantisipasi kemungkinan serangan Inggris ke Nusantara (terutama Jawa,
yang merupakan pusat pemerintahan kolonial).
Maka,
dikirimlah Herman Willem Daendels. Seorang Belanda, bekas advokat, dan seorang
patriot, jenderal, serta pengagum Napoleon Bonaparte, untuk menjalankan tugas
yang sulit tersebut. Bahkan, begitu sulitnya, kedatangan Daendels ke Nusantara
pun harus berputar jauh melalui Benua Amerika (New York) dan menggunakan kapal
Amerika untuk sampai ke Jawa.
2.
Masa Pemerintahan Daendles
Letak
geografis Belanda yang dekat dengan Inggris menyebabkan Napoleon Bonaparte
merasa perlu menduduki Belanda.Pada tahun 1806, Prancis (Napoleon) membubarkan
Republik Bataaf dan membentuk Koninkrijik
Holland (Kerajaan Belanda). Napeleon kemudian mengangkat Louis Napoleon
sebagai Raja Belanda.
Karena
Indonesia berada dibawah ancaman Inggris yang berkuasa di India, Napoleon
membutuhkan orang yang kuat berpengalaman militer untuk mempertahankan jajahan
di Indonesia. Oleh karena itu Louis Napoleon mengangkat Herman Willem Daendles
sebagai gubernur jendral Indonesia. Daendles mulai menjalankan tugasnya pada
tahun 1808 dengan tugas utama mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris.
3. Tujuan
Utama Penugasan Daendels di Hindia-Belanda
Cukup jelaslah apa yang menjadi
tugas utama daendels sebagai Gubernur Jenderal di Hindia-Belanda. Tak lebih
karena alasan politik pertama-tama dan tentu kepentingan ekonomi, seperti yang
telah terurai pada latar belakang di atas. Tugas-tugas Daendels berada dibawah
perintah langsung serta pengawasan Kementrian Jajahan (ministerie van
kolonien) yang dipimpin oleh Paulus van der Heim.
Tugas utama
Daendels adalah pembangunan pertahanan Nusantara terhadap Inggris. Disamping
itu, ketika menjalankan tugasnya, Daendels juga dihadapkan pada persoalan
ekonomi yang tidak mendukung kebijakan-kebijakannya (khas pemerintahan
Hindia-Belanda yang buruk), serta persoalan sosial-politik yang dianggap dapat
menghambat rencana-rencananya. Inilah gambaran kondisi mendesak yang harus
dijalankan terlebih diatasi oleh Gubernur Jenderal ini. Dengan demikian
jelaslah bahwa tugas utama Daendels adalah mempertahankan Nusantara dari
ancaman serangan Inggris. Dan pada bagian berikut, akan diuraikan
rencana-rencana/kebijakan-kebijakan Daendels dalam menjalankan tugasnya sebagai
Gubernur Jenderal Hindia-Belanda
4. Kebijakan
Pemerintahan Herman Willem Daendles
Sebagai
revolusioner, Daendles bercita-cita untuk memperbaiki nasib masyarakat dengan
memajukan pertanian dan perdagangan. Namun, dalam melakukan kebijakan-kebijakan
ia bersikap diktator sehingga dalam masa pemerintah yang singkat serasa
hanyalah kekejamannya. Berikut pembaruan-pembarauan yang dilakukan Daendles.
1) Bidang Birokrasi Pemerintahan
a. Dewan Hindia Belanda sebagai dewan
legislatif pendamping gubernur jenderal dibubarkan dan diganti dengan Dewan
Penasihat. Salah seorang penasihatnya yang cakap ialah Mr. Muntinghe.
b. Pulau Jawa dibagi menjadi 9 prefektuur
dan 31 kabupaten. Setiap prefektuur dikepalai oleh seorang residen (prefek)
yang langsung di bawah pemerintahan Wali Negara. Setiap residen membawahi
beberapa bupati.
c. Para bupati dijadikan pegawai
pemerintah Belanda dan diberi pangkat sesuai dengan ketentuan kepegawaian
pemerintah Belanda. Mereka mendapat penghasilan dari tanah dan tenaga sesuai
dengan hukum adat.
2) Bidang Hukum dan Peradilan
a. Dalam bidang hukum, Daendels
membentuk 3 jenis pengadilan.
1) Pengadilan untuk orang Eropa.
2) Pengadilan untuk orang pribumi
3) Pengadilan untuk orang Timur Asing.
Pengadilan untuk pribumi ada di setiap prefektuur
dengan prefek sebagai ketua dan para bupati sebagai anggota. Hukum ini
diterapkan di wilayah kabupaten, sedangkan di wilayah prefektuur seperti
Batavia, Semarang, dan Surabaya diberlakukan hukum Eropa.
b. Pemberantasan korupsi tanpa pandang
bulu, termasuk terhadap bangsa Eropa sekalipun. Akan tetapi, Daendels sendiri
malah melakukan korupsi besar-besaran dalam penjualan tanah kepada swasta.
3)
Bidang Militer dan Pertahanan
a. Dalam melaksanakan tugas utamanya
untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris, Daendels mengambil
langkah-langkah berikut ini.
c. Menambah jumlah pasukan dalam
angkatan perang dari 3000 orang menjadi 20.000 orang.
d. Membangun pabrik senjata di Gresik
dan Semarang. Hal itu dilakukan karena beliau tidak dapat mengharapkan lagi
bantuan dari Eropa akibat blokade Inggris di lautan.
e. Membangun pangkalan angkatan laut di
Ujung Kulon dan Surabaya.
4)
Bidang Ekonomi dan Keuangan
a.
Membentuk
Dewan Pengawas Keuangan Negara (Algemene Rekenkaer) dan dilakukan
pemberantasan korupsi dengan keras.
b.
Mengeluarkan
uang kertas.
c.
Memperbaiki
gaji pegawai.
d. Pajak in natura (contingenten)
dan sistem penyerahan wajib (Verplichte Leverantie) yang diterapkan pada
zaman VOC tetap dilanjutkan, bahkan ditingkatkan.
e.
Mengadakan
monopoli perdagangan beras.
f.
Mengadakan Prianger
Stelsel, yaitu kewajiban bagi rakyat Priangan dan sekitarnya untuk menanam
tanaman ekspoer (seperti kopi).
5) Bidang Sosial
a. Rakyat dipaksa melakukan kerja paksa
(rodi) untuk membangun jalan Anyer-Panarukan.
b. Perbudakkan dibiarkan berkembang.
c. Menghapus upacara penghormatan
kepada residen, sunan, atau sultan.
d. Membuat jaringan pos distrik dengan
menggunakan kuda pos.
5. Akhir
Kekuasaan Herman Willem Daendels
Kejatuhan
Daendels antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.
1. Kekejaman dan kesewenang-wenangan
Daendels menimbulkan kebencian di kalangan rakyat pribumi maupun orang-orang
Eropa.
2. Sikapnya yang otoriter terhadap
raja-raja Banten, Yogyakarta, dan Cirebon menimbulkan pertentangan dan
perlawanan.
3. Penyelewengan dalam penjualan tanah
kepada pihak swasta dan manipulasi penjualan Istana Bogor.
4. Keburukan dalam sistem administrasi
pemerintahan.
Louis Napoleon sebagai Raja Belanda akhirnya menarik
kembali Daendels dengan pertimbangan Daendels telah berbuat secara optimal di
Indonesia. Penarikan Daendels ke Belanda disertai dengan pengangkatannya
sebagai seorang panglima perang yang kemudian dikirim ke medan peperangan di
Russia.
BAB
III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari
penjelasan di atas, maka kami dapat menyimpulkan bahwa Herman Willem Daendels
merupakan gubernur jenderal Hindia – Belanda yang sangat kuat. Tetapi, kekuatan
itulah yang membuat daendels sangat otoriter terhadap kerajaan – kerajaan di
Indonesia membuat beberapa perlawanan terhadap daendels. Kemudian Louis
Napoleon memindahkan Daendels ke Belanda disertai dengan pengangkatannya
sebagai seorang panglima perang yang kemudian dikirim ke medan peperangan di
Russia.
b. Saran
Menurut kami, Daendels
terlalu otoriter dan kejam yang menimbulkan banyak kebencian orang – orang
pribumi maupun eropa. Seharusnya, jika daendels sudah otoriter dia tidak
melakukan penyelewengan dengan menjual tanah pihak swasta. Itu semakin
memperburuk citra daendels.
Sejarah Indonesia. 2014
Masa Pemerintahan Republik Bataaf. JakartaL Kemendikbud
Rahmat A. Sejarah VOC,
2014
( Indonesia-person-blogspot.com diakses pada 28 Agustus 2016 )
( Indonesia-person-blogspot.com diakses pada 28 Agustus 2016 )
Aditya H. Sejarah
Indonesia, 2012
(Sejarah-jmu-blogspot.co.id diakses pada 29 Agustus 2016 )
(Sejarah-jmu-blogspot.co.id diakses pada 29 Agustus 2016 )
link download makalah :
Langganan:
Postingan (Atom)